Dalam buku It Takes a Village (Butuh Orang Sekampung), Hillary Rodham Clinton, Mantan Ibu Negara AS, menulis: "Ada bukti ilmiah bahwa anak-anak yang mendengarkan bacaan dan diajak bicara oleh orang tuanya selama tiga tahun pertama kehidupan mereka mempunyai modal yang lebih kuat bagi kesuksesan membacanya di kemudian hari". baju murah
Itu terjadi karena saat dibacakan cerita, otak anak terangsang. Jadi selain imunisasi, anak juga butuh dibacakan cerita. Otak anak lebih canggih dari komputer. Menurut J. Madeleine Nash dalam salah satu artikelnya tentang otak, alam tidak merakit otak sampai lengkap dulu baru kemudian dihidupkan. Jauh sebelum lengkap, otak sudah mulai bekerja. Proses yang membuat sel-sel otak saling bersambungan satu sama lain sebelum anak dilahirkan adalah proses yang juga berperan saat otak anak bekerja dalam kegiatan belajar sesudah anak dilahirkan. jersey bola
Tidak bisa mendongeng jangan Anda jadikan alasan tidak mendongengi anak. Karena, kemampuan mendongeng bisa dilatih. Bila Anda merasa belum/tidak bisa mendongeng, bacakan saja dongeng dari buku cerita anak. Bila kegiatan ini sering dilakukan, lama-kelamaan Anda pun jadi bisa mendongeng. prediksi bola
Kala Anda membacakan cerita, tentu saja Anda berusaha memahami apa yang Anda baca. Dengan begitu, Anda akan mudah untuk menceritakannya kembali bila sering diulang. Membacakan cerita untuk anak-anak itu mudah, murah, dan bisa dilakukan oleh setiap orang tua dengan tingkat pendidikan atau status ekonomi yang bagaimananpun (kecuali bila orangtua buta huruf tentunya). Bila tidak ada dana untuk membeli, buku cerita anak bisa dipinjam di perpustakaan atau kerabat atau kenalan.
Kalau orang tua berhalangan untuk mendongeng, nenek, kakek, om, tante atau orang lainnya tentu sah-sah saja. Hanya salah satu fungsi dongeng yakni sebagai sarana mengakrabkan hubungan anak-orang tua tidak terjadi. kediri
Semua dongeng mancanegara seperti Cinderella, Pinokio, Putri Salju dan Tujuh Kurcaci bisa saja diceritakan kepada anak. Begitu juga dengan dongeng tradisional kita seperti Timun Mas, Si Kancil, Malin Kundang. Namun, sebagai orang tua Anda perlu jeli mencermati buku-buku cerita anak yang beredar. Banyak juga dongeng rakyat yang ditulis kurang baik sehingga nilai-nilai kebajikan dalam dongeng itu kurang atau hilang. Bahkan ada cerita rakyat yang diberi misi berlebihan dan bermuatan ideologi tertentu.
Menurut Shirley C Raines & Rebecca Asbell, penyusun buku The Values Book for Children, 17 Cerita Moral dan Aktivitas Anak, dalam buku itu mereka mengatakan bahwa cerita yang baik selain jalan ceritanya mudah diikuti serta mengandung ucapan yang berulang, kisahnya dapat ditebak dan kumulatif, berisi sekumpulan kegiatan, mengandung kejadian yang menarik minat, lucu, memiliki akhir yang sesuai serta berisi pesan moral yang jelas.
Jadi bila Anda menceritakan si Kancil, misalnya, jangan menekankan pada kecerdikannya yang sering menipu lawannya. Tapi, ceritakan pula bagaimana si Kancil mendapat hukuman karena ulahnya yang suka menipu itu. Mengenai dari mana dongeng itu berasal agaknya bukan hal yang penting benar. Yang penting, dongeng yang Anda kisahkan itu mengandung moral, hikmah atau sifat agamis. Dongeng yang diceritakan tidak harus bersifat khayali (fiktif), bisa juga kejadian faktual sehari-hari yang Anda karang-karang sendiri tapi tetap bermuatan edukatif.
Bila Anda ingin memilih buku cerita untuk anak, ada tiga kriteria yang diberikan oleh Annie Keuper-Makkink, pengarang kondang buku anak dari Belanda. Pertama, kalimat-kalimatnya enak dibaca, menurut istilah Annie "melodius" seperti musik, umpamanya, tram-tram-tram, tra-la-la. Kedua, ada sentuhan humor. Ketiga, merangsang anak untuk berpikir atau bernalar. kuliner
Selain memilihkan buku yang baik buat anak, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan Anda menceritakannya. Seperti yang dikatakan di muka, keterampilan bercerita itu bisa dilatih. Dalam buku yang sama, Raines & Asbell memberi tips umum bagaimana bercerita yang baik. Di antaranya: selalu memberi dorongan kepada anak untuk berinteraksi dan berpartisipasi, memodifikasi jalan dan panjang cerita untuk menyesuaikan pengalaman dan tingkat perkembangan anak, menggunakan variasi suara, ekspresi wajah, serta gerakan dan kata-kata berulang untuk melibatkan anak-anak masuk ke dalam cerita dan ulanglah cerita yang sama berkali-kali, karena dengan begitu anak-anak akan membangun pemahaman mereka terhadap cerita tersebut. Nah, selamat mendongeng! Kediri Kuliner Prediksi Bola
